Senin, 09 Mei 2016

Makalah Ayat dan Hadist Tentang Tanggung Jawab Keluarga dan Masyarakat


<meta name="google-site-verification" content="NsarwJv5sEuVt_3eyZfC5lx5P2NXUu9q5du2PqPO6tk" />

AYAT DAN HADIST TENTANG
TANGGUNG JAWAB KELUARGA DAN MASYARAKAT

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Pada Mata Kuliah “Al-Qur’an Hadist”
Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Semester 2 (Dua)

Dosen Pembimbing :
                                                               Dr.Imam Syafe’i,M.Ag.


                                                                                                                                        
Disusun Oleh :

        Ulfa Triana                 (1511010182)
        
                                          
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN INTAN
LAMPUNG

Kata Pengantar
Assalamu’alaikum wr.wb
            Puji Syukur atas segala nikmat , iman, sehat dan daya serta upaya yang telah Allah SWT berikan,Berkat rahmat dan Hidayah-Nya lah kami mampu menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Ayat dan Hadist Tentang Tanggung Jawab Keluarga dan Masyarakat”.
            Sholawat serta salam tak lupa kami sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.
            Tersusunnya makalah ini tak lepas dari bantuan dan dukungan yang diberikan oleh orang-orang yang berada disekitar kami. Maka,dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua kami yang telah memberikan bantuan moril maupun materil. Serta terima kasih juga kepada Bapak Dr.Imam Syafe’i,M.Ag. selaku dosen pembimbing.
            kami menyadari banyaknya kesalahan dan kekeliruan dalam makalah ini,maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan sebagai sarana evaluasi kesempurnaan dalam penulisan tugas makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi seluruh pembaca Aamiin.
                                                                              
                                                                      Bandar Lampung, 8 Mei 2016


                                                            


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................     
KATA PENGANTAR................................................................................      II
DAFTAR ISI...............................................................................................      III
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................      1
A.    Latar Belakang Masalah...................................................................      1
B.     Rumusan Masalah............................................................................      1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Ayat Pokok Tentang Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
dan Masyarakat................................................................................      2
B.     Q.S At-Tahrim ayat 6.......................................................................      2
C.     Q.S Thahaa Ayat 132.......................................................................      5
D.    Hadist Tentang Tanggung Jawab Terhadap Keluarga dan
Masyarakat.......................................................................................      6
BAB III PENUTUP....................................................................................      8
A.    Kesimpulan......................................................................................      8
B.     Saran................................................................................................      8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................      9










BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Tanggung jawab adalah salah satu ajaran pokok dari agama. Bahwa Tuhan Maha Adil, maka setiap orang pasti akan mempertanggung jawabkan perbuatannya, sekecil apapun itu, dan akan mendapatkan balasan yang setimpal. Balasan bisa di terima kelak di akhirat, atau sekarang di dunia, atau bahkan dua-duanya, dibalas di dunia dan diakhirat. Perilaku tanggung jawab harus diterapkan dimana saja kita berada karena ini merupakan sifat yang terpuji, oleh karena itu kita wajib bertanggung jawab atas segala bentuk apapun yang kita perbuat, entah itu perbuatan baik ataupun tidak. Bertanggung jawab berarti kita juga telah berlaku jujur. Dalam makalah ini akan dibahas tentang ayat dan hadist mengenai tanggung jawab terhadap keluarga dan masyaraat,asbabun nuzul,serta makna mufrodat.

            B.     Rumusan Masalah
1.      Apa ayat pokok yang menjelaskan tentang tanggungjawab terhadap keluarga dan masyarakat ?
2. Bagaimana sebab turunnya Ayat tentang tanggung jawab terhadap keluarga dan masyarakat?








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Ayat Pokok Tentang Tanggung Jawab Keluarga dan Masyarakat

1.Q.S At-Tahrim : 6

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ
 غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim :6)

Ayat diatas memberi tuntunan kepada kaum beriman bahwa : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kamu, antara lain dengan meneladani Nabi . dan pelihara juga keluarga kamu yakni istri, anak-anak, dan seluruh yang berada di bawah tanggung jawab kamu dengan mendidik dan membimbing mereka agar kamu semua terhindar dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia-manusia yang kafir dan juga batu-batu antara lain yang dijadikan berhala-berhala.
Melalui ayat ini Allah memerintahkan kepada umat manusia yang percaya kapada Allah dan Rasulnya agar mereka menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka yaitu dengan taat dan patuh melaksanakan perintah dan meninggalkan larangannya dan mengajarkan kepada keluarganya supaya mereka melaksanakan perintah agama dan meninggalkan apa yang dilarangnya,sehingga mereka selamat dari kobaran api neraka.[1]
Yang menjaga neraka itu dan bertugas menyiksa penghuni-penghuninya adalah malaikat-malaikat yang kasar-kasar hati dan perlakuannya. Yang keras-keras perlakuannya dalam melaksanakan tugas penyiksaan, yang tidak mendurhakai Allah menyangkut apa yang Dia perintahkan kepada mereka sehingga siksa yang mereka jatuhkan tidak kurang dan tidak juga berlebih dari apa yang diperintahkan Allah, yakni sesuai dengan dosa dan kesalahan masing-masing.
Ada beberapa pelajaran yang dapat diambil dari surat At-Tahrim ayat 6 yaitu sebagai berikut :
1.       Perintah Taqwa Kepada Allah SWT dan berdakwah
Dalam ayat ini firman Allah ditujukan kepada orang-orang yang percaya kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, yaitu memerintahkan supaya mereka, menjaga dirinya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu, dengan taat dan patuh melaksanakan perintah Allah, dan mengajarkan kepada keluarganya supaya taat dan patuh kepada perintah Allah untuk menyelamatkan mereka dari api neraka. Api neraka disediakan bagi para kafir / pendurhaka yang tidak mau taat kepada Allah dan yang selalu berbuat maksiat.
Oleh karena itu kita diwajibkan oleh Allah untuk taat kepada-Nya supaya selamat daripada siksa-Nya. Caranya membina diri kita terlebih dahulu dalam mendalami akidah dan adab islam kemudian setelah kita mampu melaksanakan maka kita wajib mendakwahkan kepada yang lain yaitu orang-orang terdekat kita / keluarga yaitu orang tua, istri, anak, adik, kakak dan karib kerabat.

2.      Anjuran menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka
Banyak sekali amalan shalih yang menjadikan seseorang masuk surga dan dijauhkan dari api neraka, misalnya bersedekah, berdakwah, berakhlaq baik, saling tolong menolong dalam kebaikan dan sebagainya. Di antara cara menyelamatkan diri dari api neraka itu ialah mendirikan shalat dan bersabar.

3.       Pentingnya pendidikan islam sejak dini 
Anak adalah aset bagi orang tua dan di tangan orangtualah anak-anak tumbuh dan menemukan jalan-jalannya. Banyak orang tua “salah asuh” kepada anak sehingga perkembangan fisik yang cepat diera globalisasi ini tidak diiringi dengan perkembangan mental dan spiritual yang benar kepada anak sehingga banyak prilaku kenakalan-kenalakan oleh para remaja. Sebagai orang tua yang proaktif kita harus memperhatikan benar hal-hal yang berkenaan dengan perkembangan sang buah hati, amanah Allah. Rasulullah juga memeberitahu betapa pentingnya mendidik anak sejak dini, dalam hadits Rasulullah SAW :
“Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka hanya kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya seorang yahudi atau seorang nasrani atau seorang majusi”. (HR.Bukhari)
Dari hadits di atas jelaslah bahwa setiap anak yang terlahirkan di dunia ini dalam keadaan fitrah (dalam keadaan islam), karena sesungguhnya setiap bani adam sebelum ia terlahirkan ke dunia (masih dalam kandungan), ia sudah berikrar dengan kalimat syahadat yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Sedangkan yang menjadikan anak itu menjadi seorang yahudi, nasrani, dan majusi melainkan itu semua karena peranan dari kedua orang tuanya.

4.       Keimanan kepada para malaikat 
Ayat diatas mengandung pelajaran keimanan kita kepada sifat para malaikat yang suci dari dosa dan tidak pernah membangkang apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Berbeda dengan manusia dan jin yang kadang taat kadang pula melanggar bahkan ada juga yang tidak pernah taat sama sekali atau selalu berbuat maksiat. tidak mungkin penjaga neraka adalah seorang malaikat yang lemah lembut. Semua itu supaya para penghuni neraka merasakan azab dan penderitaan yang luar biasa sebagai akibat dari pembangkangan mereka kepada Allah Tuhan Yang Menciptakan mereka. Tuhan yang telah memberi banyak karunia kepada mereka namun dibalas dengan kekufuran dan kemaksiatan.

2. Q.S Thahaa : 132

öãBù&ur y7n=÷dr& Ío4qn=¢Á9$$Î/ ÷ŽÉ9sÜô¹$#ur $pköŽn=tæ ( Ÿw y7è=t«ó¡nS $]%øÍ ( ß`øtªU y7è%ãötR 3 èpt6É)»yèø9$#ur 3uqø)­G=Ï9
Artinya : “dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.”

        Ayat diatas memerintahkan setiap kepala keluarga bahwa dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat secara baik dan bersinambung pada setiap waktunya dan bersungguh-sungguhlah dalam melaksanakannya. Kami tidak meminta kepadamu rizki dengan perintah shalat ini, atau Kami tidak membebanimu untuk menanggung rizki bagi dirimu atau keluargamu, Kami-lah yang memberi jaminan rizki kepadamu. Dan balasan yang baik di dunia dan di akhirat adalah bagi orang-orang yang menghiasi dirinya dengan ketakwaan. [2]

B.     Hadist Tentang Tanggung Jawab Terhadap Keluarga dan Mayarakat

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: كًلُّكُمْ رَاعٍ وَكَلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالإِمَامُ رَاعٍ  وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِى أَهْلِهِ وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِى بَيْتِ زَوْجِهَا وَ مَسْؤُوْلَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا وَالْخَادِمُ رَاعٍ فِى مَالِ سَيِّدِهِ وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَقَالَ حَسِبْتُ أَنْ قَالَ : وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِى مَالِ اَبِيْهِ وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَ كًلُّكُمْ رَاعٍ وَكَلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ  (رواه البخارى ومسلم والترمذى)
Artinya : “Dari Abdullah bin Umar ra. ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : "Setiap kamu adalah pemimpin dan ber­tanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Imam adalah pe­mimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Lelaki adalah pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas ang­gota keluarganya. Dan seorang perempuan adalah pemimpin da­lam rumah tangga suaminya, dan ia bertanggung jawab atas se­mua anggota keluarganya. Seorang pembantu adalah pemimpin bagi harta majikannya, dan ia bertanggung jawab atas ke­selamatan dan keutuhan hartanya". Abdullah berkata : 'Aku me­ngira Rasulullah mengatakan pula bahwa seseorang adalah pe­mimpin bagi harta ayahnya dan bertanggung jawab atas ke­selamatan dan keutuhan hartanya itu. Semua kamu adalah pe­mimpin dan bertanggung jawab atas segala yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari Muslim dan Tirmidzi).[3]

Hadits di atas menjelaskan bahwa pada hakikatnya semua manusia itu adalah pemimpin bagi segala hal yang ada di bawah wewenangnya sesuai dengan tingkat dan kedudukan masing-ma­sing, mulai dari pemimpin formal sampai dengan pemimpin yang non-formal. Dengan demikian, semua orang harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya. Disebutkan dalam hadits tadi umpamanya seorang pembantu ada­lah pemimpin bagi harta majikannya dan ia bertanggung jawab atas keutuhan dan keselamatan harta majikannya itu. Ini artinya bahwa seorang pembantu tugasnya bukan hanya melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang diberikan kepadanya, tetapi ia juga ha­rus bertanggung jawab dan berusaha untuk menjaga kekayaan majikannya dari kerusakan atau kehilangan, apakah itu diakibat­kan oleh pencurian, kebakaran, kelalaian, dan sebagainya.
Hadist diatas juga menjelaskan bahwa pada hakikatnya semua manusia itu adalah pemimpin. Dengan demikian, semua orang mempertanggung jawabkan segala sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya.












BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Tanggung jawab adalah salah satu ajaran pokok dari agama. Bahwa Tuhan Maha Adil, maka setiap orang pasti akan mempertanggung jawabkan perbuatannya, sekecil apapun itu, dan akan mendapatkan balasan yang setimpal. Balasan bisa di terima kelak di akhirat, atau sekarang di dunia, atau bahkan dua-duanya, dibalas di dunia dan diakhirat. pada hakikatnya semua manusia itu adalah pemimpin. Dengan demikian, semua orang harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya.
B.     Saran
kami menyadari banyaknya kesalahan dan kekeliruan dalam makalah ini,maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan sebagai sarana evaluasi kesempurnaan dalam penulisan tugas makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi seluruh pembaca Aamiin.